Revival Of Islamic Faith Foundation
News Update :

Kajian

Bantahan

Fiqih

Kaum Muslim Tiba Di Amerika Sebelum Columbus

21 Juli 2014



MESKIPUN kebanyakan orang Amerika tidak pernah berpikir bahwa kaum Muslimin merupakan bagian dari masa lalu mereka, umat Islam sebenarnya sama sekali tidak baru atau asing dalam sejarah negara ini. Di Amerika, Islam memiliki akar yang kuat, begitu menurut para ahli.

“Muslim selalu menjadi bagian dari Amerika Serikat, bahkan sebelum (AS) menjadi sebuah bangsa,” kata Dr Edward E. Curtis, Profesor Studi Agama dan Studi Amerika di Indiana University Purdue University Indianapolis.

Dalam bukunya “Muslim di Amerika”, Curtis menelusuri sejarah Islam di Amerika dan menjelaskan bagaimana umat Islam hadir di awal pembentukan negara Amerika. 
”Pertama kali tiba di Amerika, adalah Muslim berbahasa Spanyol pada abad keenam belas,” tegasnya.

“Dokumen-dokumen kolonial, termasuk jurnal, catatan pengadilan, dan tagihan penjualan untuk budak, menunjukkan adanya Muslim di Amerika Utara yang berbahasa Inggris.”

Buku yang ditulis Curtis juga jejak umat Muslim, dari Afro-Amerika yang masuk Islam pada tahun 1920, sampai gelombang-1965 yang merupakan tahun imigran dari Asia dan Afrika, juga umat Islam pasca 9 / 11.

Ia juga mendokumentasikan kehidupan orang Amerika asli di awal sejarah mereka. 
”Di 1730s, Job Ben Salomon, seorang budak Muslim Afrika Barat yang dibawa ke Maryland, menjadi selebriti Muslim pertama di dunia Atlantik yang berbahasa Inggris.”

Curtis menyatakan dalam penelitiannya bahwa kisah-kisah budak Muslim pertama kalinya diakui dan dipetakan oleh non-Muslim Amerika pada abad kesembilan belas.

“Namun pada abad ke-20, sejarah masa lalu Muslim Amerika telah hilang. Dalam menghadapi konflik antara kapitalisme dan komunisme, umat Islam tampak perifer dengan sejarah Amerika.”

Sebelum Columbus

Profesor Sulayman Nyang, ketua Departemen Studi Afrika di Universitas Howard di Washington, juga menelusuri sejarah Islam di Amerika, bahkan sebelum kedatangan Christopher Columbus.

“Saya telah mengidentifikasi lima tahap dalam evolusi Islam di Amerika Serikat,” katanya kepada OnIslam.

“Yang pertama adalah kehadiran Muslim Pra-Columbus di Dunia Baru.”

Dalam bukunya, “Islam di Amerika Serikat”, dan juga esainya yang begitu banyak, Nyang menyimpulkan bahwa asal-usul dan kehadiran Islam di Amerika tidak dimulai dengan orang-orang seperti Malcolm X atau Muhammad Ali Clay.

“Muslim datang ke negara ini selama zaman Mansa Musa, Raja Mali di Afrika Barat yang mengungkapkan perjalanan Islam ke Dunia Baru.”

Tahap berikutnya dalam sejarah Islam, menurut Nyang, adalah periode perdagangan budak, gelombang imigran dari Timur Tengah, Yugoslavia dan Asia Tenggara, dan dipeluknya Islam oleh orang-orang Amerika, apakah itu orang kulit putih, kulit hitam, orang Amerika asli, atau pun Latin.

Terlupakan

Para ahli menyatakan bahwa banyak orang tidak tahu bahwa umat Islam selalu bagian dari pembentukan Amerika.

“Kebanyakan orang Amerika tidak menganggap Muslim sebagai bagian dari masa lalu mereka,” sesal Dr Curtis.

Dia mengatakan keunggulan Muslim generasi pertama dalam kehidupan masyarakat, kemudian posisi umat Islam sebagai “musuh” setelah peristiwa 9 / 11 di Amerika.

Profesor Nyang menyarankan mulai sekarang ada organisasi-organisasi yang mengumpulkan sejarah Muslim Amerika, dan didedikasikan untuk pelestarian sejarah Amerika itu sendiri.

“Melalui pengumpulan data historis, kita mungkin bisa memberikan bimbingan kepada generasi muda Muslim Amerika untuk menambah pengayaan Amerika.”

Spanyol Sebelum Dan Setelah Ditaklukkan Islam



Oleh: Hafidz Abdurrahman
Sebelum ditaklukkan oleh Khilafah Islam, Spanyol mempunyai stuktur masyakarat yang komplek, dengan stratifikasi yang beragam. Ada kelas cendikia, yaitu para emir Qauth. Jumlah mereka tidak banyak, tetapi mereka merupakan kelompok aristokrat yang berkuasa. Ada kelas agamawan, yang menguasai tanah, istana dan hidupnya sangat mewah, karena posisi mereka di sisi raja. Ada kelas menengah, mereka jumlahnya tidak banyak, dan dieksploitasi dengan pajak dan cukai negara. Ada kelompok rakyat jelata, yaitu kaum proletar dan budak. Selain mereka ada Yahudi, yang bekerja di instansi pemerintahan di bidang finansial.
Inilah kondisi secara umum stratifikasi sosial di Spanyol sebelum dibebaskan oleh Khilafah Islam. Setelah pembebasan yang dilakukan oleh khilafah, kondisi masyarakatnya secara umum berubah. Bahkan, para pemuka Qauth, dengan suka rela mengumpulkan harta mereka untuk membantu kaum Muslim. Kaum Muslim pun mempertahankan orang-orang Qauth yang membantu mereka. Tanah dan properti yang ditinggalkan pemiliknya pasca pembebasan, dikembalikan kaum Muslim dan dibagikan kepada rakyat.
Kaum Muslim pun memperlakukan penduduk setempat dengan baik. Para buruh, petani dan kaum proletar lainnya, mereka dibiarkan mengerjakan tanah-tanah pertanian menurut pertimbangan dan perhitungan mereka, dengan tetap membayar Kharaj kepada negara. Karena itu, akhirnya banyak dari kalangan mereka yang memeluk Islam.
Orang Yahudi yang membantu kaum Muslim dalam pembebasan Spanyol, diberikan toleransi untuk melakukan bisnis. Mereka juga mendapatkan jaminan keamanan atas harta, diri, anak dan agama mereka. Mereka banyak bergerak di bidang sains, sastra, kedokteran. Mereka merupakan kelompok masyarakat yang banyak digunakan jasanya, pasca pembebasan Spanyol, karena kemampuannya yang menonjol, dibanding dengan yang lain, selain umat Islam.
Karena itu, pembebasan Spanyol yang dilakukan oleh kaum Muslim mempunyai dampak yang sangat besar terhadap kehidupan rakyatnya. Boleh dikatakan, bahwa pembebasan ini telah melahirkan revolusi sosial, yang berhasil menghancurkan berbagai keburukan di era Qauth yang telah berkuasa di negeri tersebut dalam beberapa kurun.
Setelah itu, Spanyol mengalami perkembangan yang luar biasa di bidang sains dan tsaqafah. Revolusi sosial itu tidak hanya terbatas pada perubahan stratifikasi sosialnya, tetapi juga perubahan mendasar dalam kehidupan masyarakat dan kulturnya. Masyarakatnya berubah menjadi masyarakat Islam, setelah wilayah ini tunduk di bawah Khilafah Islam. Bahasa Arab pun menjadi bahasa keseharian dalam pemerintahan, pendidikan dan pergaulan mereka.
Aktivitas peleburan, yang meleburkan budaya dan kultur non-Islam ke dalam Islam, sehingga menjadi budaya dan kultur Islam pun berhasil sangat gemilang. Spanyol juga menjadi pusat pendidikan Islam yang luar biasa, sebagaimana yang ada di Cordoba. Dari lahir ulama-ulama hebat, yang bukan hanya hafal Alquran, hadits, tetapi juga pakar di berbagai bidang. Hafidh Ibn ‘Abd al-Barr (w. 463 H), al-Hafidh Ibn Hazm (w. 456 H), Imam al-Qurthubi (w. 671 H), al-Hafidh as-Syathibi (w. 790 H).
Mereka adalah ulama Andalusia, Cordoba dan Granada. Wilayah-wilayah Spanyol ini dikenal luas saat itu sebagai pusat kajian sains dan tsaqafah, serta menjadi mercusuar sains dan tsaqafah, bukan hanya di dunia Islam, tetapi juga Barat. Anak-anak raja Barat, seperti Prancis, Inggris, misalnya, sempat mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah terkemuka di sini.

revival of Islamic faith foundation

Sejarah

 

© Copyright revival of Islamic faith foundation 2012 | Design by Atmadeeva Keiza | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.