Bismillahirrahmaanirrahiim…
“Dan
(ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah melimpahkan nikmat
kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat kepadanya: “Tahanlah terus
isterimu dan bertakwalah kepada Allah”, sedang kamu menyembunyikan di dalam
hatimu apa yang Allah akan menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang
Allah-lah yang lebih berhak untuk kamu takuti. Maka tatkala Zaid telah
mengakhiri keperluan terhadap isterinya (menceraikannya), Kami kawinkan kamu
dengan dia supaya tidak ada keberatan bagi orang mu’min untuk (mengawini)
isteri-isteri anak-anak angkat mereka, apabila anak-anak angkat itu telah
menyelesaikan keperluannya daripada isterinya. Dan adalah ketetapan Allah itu
pasti terjadi.” (al-Ahzab:37)
Sebagian
orang beranggapan ayat ini turun berkenaan kisah kasmaran Nabi, bahkan sebagian
penulis mengarang buku khusus mengenai kisah kasmaran para Nabi dan meyebutkan
kisah Nabi ini di dalamnya. Hal ini terjadi akibat kejahilannya terhadap
Alquran dan kedudukan para Rasul, hingga ia memaksakan kandungan ayat apa-apa
yang tidak layak dikandungnya dan menisbatkan kepada Rasulullah suatu perbuatan
yang Allah menjauhkannya dari diri Beliau.