Riwayat Raja Daud, pengalamannya dan tulisan kenabiannya, dijumpai dalam dua buku dalam Perjanjian Lama, Samuel dan Psalms (Zabur). Beliau adalah anak bungsu dari Yishai (Jessie) dari suku Yehuda (Judah). Ketika masih sebagai penggembala muda, beliau telah membunuh seekor beruang dan mencabik seekor singa menjadi dua. Anak muda pemberani itu menyambitkan batu kecil tepat di tengah dahi Goliath, pahlawan Filistin yang bersenjata dan menyelamatkan tentara orang-orang Israel. Hadiah tertinggi bagi hasil yang gemilang yang menunjukkan keberanian adalah tangan Michal, anak perempuan Raja Saul. Daud memainkan harpa dan seruling, dan seorang penyanyi yang baik. Pelariannya dari ayah mertuanya yang iri hati, petualangan-petualangannya dan pengalamannya yang berkaitan sebagai bandit sangatlah dikenal dalam Injil. Pada saat kematian Saul, Daud diundang orang-orangnya untuk meneruskan pemerintahan kerajaan, untuk mana beliau sudah lama diurapi sebelumnya oleh Nabi Samnuel. Beliau memerintah selama kira-kira tujuh tahun di Hebron. Beliau merebut Jeruzalem dari kaum Jebusit dan menjadikannya sebagai ibu kota kerajaannya.
Dua gunung atau bukitnya dinamakan "Moriah" dan "Sion". Kedua kata itu memiliki kesamaan arti dengan dan merupakan import sebagai bukit "Marwa" dan "Sapha" di Mekkah, yang arti katanya masing-masing ialah "tempat visi Tuhan" dan "batu karang" atau "batu". Peperangan yang dilakukan Daud, kesulitan keluarganya yang sangat menyedihkan, dosanya terhadap prajuritnya yang setia, Uriah, dan isterinya, Bathsheba, tidak dibiarkan sebagai priviliege. Beliau memerintah selama empat puluh tahun; hidupnya ditandai dengan perang dan kesedihan keluarga. Dalam Injil ada beberapa ceritera yang saling bertentangan mengenai beliau yang terbukti harus di rujuk ke dua sumber yang bertentangan.