Beberapa waktu lalu, Eko Iskandar, penggemar rubrik Kristologi disebuah majalah islam terkemuka mengadukan sebuah iklan kristenisasi berlabel “Kursus Ilmu Perbandingan Agama” di situs berita nasional.
Dalam iklan tersebut terpampang kalimat menggiurkan sbb: “Ilmu Perbandingan Agama. Tahukah Sdr. Siapakah Isa Al-Masih? Free Kursus Online dengan Sertifikat. www.######islam.com.”
Setelah berselancar ke kursus gratis tersebut Eko, benar-benar kaget, ternyata website yang menamakan diri komunitas “Isa&Islam” tersebut adalah murni pemurtadan/kristenisasi dengan membelok-belokkan pengertian ayat-ayat Al-Qur’an.
Eko sedemikian kesal, karena iklan kristenisasi itu terpampang dalam berita bertajuk “info haji.” Untuk menyalurkan aspirasinya, Eko minta kepada Suara Islam agar membahasnya di rubrik Kristologi.
Sebetulnya, bagi orang yang paham agama, tak ada yang perlu dikhawatirkan dari website pemurtadan itu. Namun situs itu berbahaya bagi orang awam yang jahil terhadap agamanya.
Semua materi yang diajarkan dalam kursus gratis ini dangkal dan menggelikan, hanya mengandalkan pelesetan kata yang tidak logis dan tidak ilmiah. Misalnya, untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan, admin website mengutip surat Al-Fatihah 6: “Tunjukilah kami jalan yang lurus.” Ayat ini diparalelkan dengan Injil Yohanes 14:6 bahwa satu-satunya jalan kebenaran itu hanyalah Yesus.
Ajaran seperti ini jelas penyesatan yang sangat dipaksakan. Padahal pengertian surat Al-Fatihah ayat 6 itu dijelaskan pada ayat berikutnya (ayat 7) bahwa jalan yang lurus itu bukan jalan orang yang dimurkai (Yahudi) dan juga bukan jalan orang yang sesat (Nasrani).
Dalam artikel berjudul “Apakah Benar Taurat Dan Injil Yang Sekarang Tidak Murni?” admin “Isa&Islam” menantang pembaca untuk membuktikan kepalsuan Bibel. Menurutnya, tuduhan pemalsuan dalam Taurat Bibel mustahil untuk dibuktikan:
“Kami kira sukar untuk membuktikan bahwa kitab Taurat dan Injil yang sekarang ada telah tercampur dengan tangan manusia. Memang sering terdengar suara semacam itu, tetapi di mana buktinya?… Jika benar kitab Taurat dan Injil hendak diubah oleh manusia, apakah mungkin Allah sendiri (yang telah mewahyukan kitab-kitab itu) akan tinggal diam begitu saja dan membiarkan Firman-Nya dirusak oleh tangan manusia? Rasanya tidak mungkin Allah yang Mahakuasa akan membiarkan itu terjadi!”
Kalimat itu membuktikan bahwa ia tidak tahu (atau pura-pura tidak tahu?) fakta kepalsuan Bibel. Karena semua pakar bibliologi mengakui adanya penyisipan (insersi) ayat Trinitas 1 Yohanes 5:7 adalah palsu yang disisipkan secara bertahap. Tahap pertama ayat itu disisipkan sebagai catatan kaki pada abad keempat. Karena dianggap mendukung Trinitas, maka catatan kaki itu naik pangkat menjadi ayat 7 pada Bibel edisi 1550 dengan sebutan “Teks Yang Diterima” sebagai Authorized Version. Semua teolog mengakui kepalsuan ayat ini, tapi tidak malu-malu mengakuinya sebagai teks yang diterima. (baca Kristologi edisi 104)
Untuk menutupi kepalsuan Bibel, admin Isa&Islam ‘mengambinghitamkan’ Tuhan dengan dalih “mustahil Tuhan membiarkan wahyu-Nya dipalsukan manusia.” Apologi ini jelas keliru besar. Adanya pemalsuan kitab-kitab terdahulu itu justru sesuai dengan firman Tuhan. Dalam banyak ayat, Allah telah menjamin terjadinya pemalsuan dalam kitab-kitab terdahulu:
“Apakah kamu masih mengharapkan mereka akan percaya kepadamu, padahal segolongan dari mereka mendengar firman Allah, lalu mereka mengubahnya setelah mereka memahaminya, sedang mereka mengetahui?” (Qs. Al-Baqarah 75).
“Mereka (Ahli Kitab) suka mengubah kalimat-kalimat Allah daripada tempat-tempatnya dan mereka itu (sengaja) melupakan perkara-perkara yang telah diperingatkan (dinasihatkan) kepada mereka…” (Qs. Al-Ma’idah 13).
“Sebagian dari orang-orang Yahudi, mereka mengubah kalimat-kalimat dari tempat-tempatnya” (Qs. An-Nisa’ 46, baca juga: Al-Baqarah 7, Ali Imran 71).
Untuk menjaga kemurnian firman-Nya, Allah mewahyukan Al-Qur’an sebagai kitab suci pamungkas kepada penutup nabi dan rasul. Sebagai kitab suci pamungkas, Al-Qur’an diistimewakan dengan banyak kelebihan, antara lain: dijamin keasliannya (Qs. Al-Hijr 9); mudah dihafal, dipahami dan diamalkan (Qs. Al-Qamar 17); berlaku universal untuk seluruh alam (Qs. Al-Furqan 1); ajarannya sempurna atau mencakup seluruh aspek kehidupan (Qs. Al-An’am 38).
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur’an dan sesungguh¬nya Kami yang akan menjaganya” (Qs. al-Hijr 9).
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran” (Qs Al-Qamar 17).
Terhadap kitab-kitab terdahulu, Al-Qur’an berfungsi sebagai nasikh (penghapus), muhaimin (batu ujian kebenaran), mushaddiq (korektor) terhadap kitab-kitab sebelumnya (Qs. Al-Ma’idah 48, Al-Baqarah 23, 185).
Ahli Kitab yang Mengotori Alkitab
Untuk membela otentisitas Bibel, admin Isa&Islam membabi buta berapologi memuji kejujuran orang Yahudi dan Kristen dalam menjaga keaslian Bibel, dengan kalimat berikut:
“Naskah-naskah tua dari kitab Taurat dan Injil seperti Codex Vaticanus dan Codex Alexandrius paling sedikit sudah ada sekitar 350 tahun sebelum Al-Quran ada, dan isinya tetap sama dengan Taurat & Injil yang sekarang.
Bagaimana mungkin mengubah Firman Allah mengingat orang Yahudi dan orang Kristen sangat gigih mempertahankan dan menjaganya karena yakin Firman ini adalah wahyu Allah? Lantas, untuk apa orang Kristen berusaha mengubah/merusak Kitab Suci-nya sendiri? Keuntungan apa yang akan didapat dari melakukan hal itu?”
Inilah teologi asal-asalan (Betawi: asal gobleh) yang tidak berdasar, tidak realistis dan bertentangan dengan fakta-fakta Bibel:
Pertama, naskah asli Bibel sudah punah. Dalam sejarah imperium Yunani, disebutkan bahwa Raja Antiokhus IV dari kerajaan Seleucos berusaha membinasakan agama Yahudi dengan membakar seluruh catatan kitab sucinya, dan mengharuskan bangsa Yahudi mengikuti kebiasaan hidup Yunani. Karenanya, pada masa Origenes Adamantios (185-254) sudah tidak ada lagi teks asli Septuaginta, kecuali salinan-salinannya yang berlian-lainan. Perkembangan selanjutnya, salinan teks Septuaginta ini dirusak oleh penulis-penulis gereja Kristen dalam pertengkarannya dengan kaum Yahudi, akibat pemisahan diri jemaat Nasrani dari Jemaat Yahudi yang melahirkan agama Kristen.
“Di seluruh dunia tidak usah dicari teks asli Kitab Suci, sebab teks itu memang tidak ada. Yang kita miliki sekarang ialah salinan dari salinan-salinan terdahulu, dan di antara bermacam-macam salinan yang kita miliki itu terdapat cukup banyak perbedaan” (Stefan Leks, Inspirasi dan Kanon Kitab Suci, , hal. 74).
Kedua, dalam Bibel, Tuhan justru mengecam perilaku umat terdahulu yang buruk dan hobi memutarbalikkan kitab suci:
“Kataku: Baiklah dengar, hai para kepala di Yakub, dan hai para pemimpin kaum Israel! Bukankah selayaknya kamu mengetahui keadilan, hai kamu yang membenci kebaikan dan yang mencintai kejahatan? Mereka merobek kulit dari tubuh bangsaku dan daging dari tulang-tulangnya” (Mikha 3: 1-2).
“Baiklah dengarkan ini, hai para kepala kaum Yakub, dan para pemimpin kaum Israel! Hai kamu yang muak terhadap keadilan dan yang membengkokkan segala yang lurus” (Mikha 3: 9).
Nabi Musa juga mencela bani Israel yang tegar tengkuk terhadap ajaran kitab suci dan degil terhadap Tuhan semasa Nabi Musa masih hidup: “Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedangkan sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap Tuhan, terlebih lagi nanti sesudah aku mati” (Ulangan 31: 27).
Bila admin Isa&Islam mempelajari sejarah imperium Yunani dan membaca ayat-ayat kedegilan Yahudi tersebut, seharusnya mereka malu membuka kursus penyesatan berkedok perbandingan agama gratis.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 comments:
Posting Komentar