Di bawah ini, beberapa “petuah-petuah” yang TIDAK PERLU DIPERCAYAI bahkan mempercayainya sama dengan SYIRIK.
1. Burung bersuara serak terbang di atas
rumah, (konon) akan ada yang meninggal dunia dalam waktu dekat di antara
anggota keluarga pemilik rumah. (?)
2. Kaki terbentur sesuatu ketika akan
keluar rumah beraktivitas, (konon) akan terkena suatu masalah, dan
disarankan duduk dulu baru melangkah kembali. (?)
3. Meninggalkan hidangan makanan yang
telah tersaji, (konon) akan mengalami kecelakaan di jalan, dan
disarankan untuk mencicipi makanannya meski cuma sebutir saja. (?)
4. Membeli barang jangan hari Selasa dan Sabtu, sebab (konon) barang tersebut akan cepat rusak atau hilang. (?)
5. Ibu hamil tidak boleh melakukan kegiatan menjahit, sebab (konon) bayinya akan mengalami cacat lahir. (?)
6. Bayi sering sakit-sakitan, (konon) pertanda namanya harus diganti (?)
7. Menjual garam atau jarum di malam hari, (konon) akan membawa kebangkrutan pada toko, warung, atau usaha lainnya. (?)
8. Berfoto bersama dalam jumlah ganjil, (konon) salah satu dari yang difoto akan cepat meninggal, apalagi yang di tengah. (?)
9. Kebiasaan menyisir rambut di malam hari bagi seorang gadis, (konon) akan berdampak susah jodohnya. (?)
10. Menggunting kuku di malam hari, (konon) akan membuat usia seseorang lebih singkat. (?)
11. Tidur terlentang dengan tangan di kepala menindih kening, (konon) dianggap tulah (menyumpahi) orang tua cepat mati. (?)
12. Hindari angka 13, sebab (konon) angka tersebut adalah angka cilaka alias sial. (?)
13. Jangan menikah di bulan Syawal atau
Dzulhijjah, sebab (konon) akan membawa kesialan dalam rumah tangganya
kelak, selalu bertengkar dan cepat cerai.
Itulah sebagian mitos “ortu-ortu tempo
doeloe” yang diwejangkan kepada anaknya, hingga anaknya pun menjadi
jiwa-jiwa yang hidup dengan SEJUTA PAMALI dan kemudian menurunkan kepada
cucu-cucunya pula. Maka jadilah ‘petuah-petuah’ di atas sebagai pesan
berantai yang atas dasar katanya, katanya, dan katanya… konon, konon…dan
konon!
Kesemua anggapan tersebut disebut sebagai “Thiyarah atau Tathayyur”, yakni menganggap sial karena sesuatu.
Oleh karena itu, sebagai muslim yang
hidup dalam syariat Islam dan sunnah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam, wajib untuk tidak mempercayainya.
Sekali lagi, WAJIB UNTUK TIDAK MEMPERCAYAINYA!
Apalagi sampai pesimis; merasa sial, dan
tidak jadi melakukan sesuatu hanya karena dibayang-bayangi mitos atau
pamali tersebut. Bahkan hal tersebut telah mendekatkan kita kepada
syirik! Sedang syrik tempatnya adalah neraka!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
sudah menyatakan bahwa tidak ada di antara kita melainkan terhinggap
perasaan pesimis karena sesuatu atau merasa bernasib sial karena
mendengar atau melihat sesuatu.
Beliau bersabda:
“Thiyarah adalah syirik, thiyarah
adalah syirik—tiga kali—. Tidaklah di antara kita kecuali beranggapan
seperti itu, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan tawakal.” (HR.
Abu Daud: 3411).
Karena inilah, Beliau shallallahu ‘alaihi
wasallam telah memberikan solusi untuk penyakit keyakinan yang keliru
ini, maka jika ada perasaan seperti ini, kita harus;
PERTAMA, melawan perasaan tersebut dengan
melaksanakan apa yang sudah direncanakan lalu bersandar diri kepada
Allah Ta’ala. Perhatikan beberapa hadits berikut:
“Tidaklah di antara kita kecuali
beranggapan seperti itu, akan tetapi Allah menghilangkannya dengan
TAWAKKAL” (HR. Abu Daud: 3411).
Pada hadits di atas Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa perasaan bernasib sial
akan hilang dengan bersandar diri kepada Allah (tawakkal) sebab;
“Tidak ada suatu musibah pun yang
menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barangsiapa yang
beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya.
Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (At-Taghaabun: 11)
Tiada suatu bencanapun yang menimpa
di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis
dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya
yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Al-Hadid: 22)
“Tidak ada ‘Adwa (keyakinan bahwa
penyakit menular dengan sendirinya bukan karena takdir Allah), tidak ada
thiyarah (firasat sial akan mendapat sesuatu yang ditemuinya karena
melihat hewan, seperti burung gagak yang lewat menandakan bahwa akan ada
orang yang meninggal) dan tidak ada juga ghul (keyakinan orang
Jahiliyyah bahwa ada hantu yang menakutkan yang bisa menyesatkan jalan)
“. (HR. Ahmad: 13603)
“Barangsiapa tidak melanjutkan
aktivitas kebutuhannya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena
melihat burung atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat
syirik.” (HR. Ahmad: 6748)
Di dalam hadits ini Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam menyatakan bahwa yang tidak jadi melakukan
aktivitasnya gara-gara merasa akan kualat, pesimis, pamali maka sungguh
dia telah berbuat syirik.
KEDUA, menumbuhkan perasaan optimis dan
prasangka baik di dalam diri, di antaranya dengan mengucapkan perkataan
yang baik-baik jauh dari pesimisme.
“Tidak ada thiyarah (menganggap sial
pada sesuatu sehingga tidak jadi beramal) dan yang baik adalah Alfa`lu.”
Para sahabat bertanya; “wahai Rasulullah apakah Al fa`lu itu?” Beliau
menjawab: “Yaitu kalimat baik yang di dengar oleh salah satu dari
kalian.” (HR.Bukhari: 5313)
KETIGA, salah satu penyebab masuk surga
tanpa hisab, tanpa disidang di hari penghakiman adalah dengan tidak
ber-thiyarah, dan kuncinya adalah tawakkal!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk
surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta dirukyah (pengobatan dengan
jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung
dan hanya kepada Tuhannya mereka bertawakkal. (HR. Bukhari: 5991)
KEEMPAT, berdoa seperti yang diajarkan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yakni doa memohon perlindungan
dari sikap Thiyarah.
“Barangsiapa tidak melanjutkan
aktivitas kebutuhannya karena thiyarah (tahayul, beranggapan sial karena
melihat burung—atau yang lainnya) maka sungguh ia telah berbuat
syirik.”
Para sahabat bertanya; “Lalu apakah yang dapat menghapuskannya wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “hendaklah ia berdoa;
ALLAHUMMA LAA KHAIRO ILLA KHAIRUKA WALAA THOIRO ILLA THOIRUKA WALAA ILAAHA GHOIRUKA
“Ya Allah, tidak ada kesialan selain
dengan ketentuan-Mu dan tidak ada kebaikan selain kebaikan-Mu, dan
tiada sesembahan yang berhak disembah selain-Mu.” (HR. Ahmad: 6748)
0 comments:
Posting Komentar