Revival Of Islamic Faith Foundation
News Update :

Kajian

Bantahan

Fiqih

Wujud Fastabiqul Khairât

9 Agustus 2012

Melaksanakan shalat berjamaah di shaf terdepan adalah sebuah kebaikan dan keutamaan bagi seorang muslim. Karena posisi ini sangat utama dan diistimewakan oleh Allah dan Rasul-Nya, sangat pantas bagi seorang muslim untuk berusaha maksimal dalam meraih posisi ini. Prinsip yang sepatutnya kita gunakan dan terapkan dalam ibadah atau kebaikan, termasuk dalam shalat berjamaah, adalah fastabiqul khairât alias berlomba-lomba dalam kebaikan.

Berlomba-lombalah kamu untuk mendapatkan ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, yang diberikan kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS Al Hadid, 57: 21)

Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Baqarah, 2: 148)

Berdasarkan kedua ayat yang mulia ini, berkompetisi dalam melakukan amal ibadah dan kebaikan adalah kewajiban bagi seorang muslim. Oleh karena itu, budaya feodal seperti mendahulukan yang lebih senior, mempersilakan orang yang memiliki kedudukan lebih tinggi untuk duduk di depan walau dia datang terlambat, dan seterusnya seharusnya tidak berlaku di dalam masjid. Siapa pun dia, kalau datang duluan, maka dialah yang paling berhak mendapatkan shaf pertama. Sebaliknya, jika dia datang terlambat, sejenderal apa pun, dia pun harus rela mendapatkan shaf yang paling buncit. Kurang tepat kiranya jika kita “mengalah” kepada orang lain dalam mendapatkan kebaikan dan keutamaan shaf pertama. Misalnya, di shaf terdepan ada tempat yang masih kosong dan kita berkesempatan mendapatkannya, akan tetapi kita malah menyia-nyiakannya dengan mengatakan kepada jamaah shalat yang ada di samping kita, “Silakan, Pak, di depan aja shalatnya, saya mah di sini aja!” Kita sering menganggap hal ini baik, padahal sangat buruk dalam pandangan Rasulullah saw.


“(Ketahuilah) orang-orang yang senantiasa tidak mau maju (ke shaf yang terdepan) akan di belakangkan oleh Allah. Demikian sabda beliau.

Mengapa kita harus berlomba dalam mendapatkan shaf pertama? Urusan shalat berjamaah dan kemudian berlomba mendapatkan shaf pertama jangan dipandang dari kacamata duniawi saja. Pandanglah dia dengan kacamata ukhrawi, kacamata iman, dan kacamata kecintaan kepada-Nya. Allah Swt. memerintahkan kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, pada hakikatnya adalah menyuruh kita untuk menyiapkan sebanyak mungkin bekal untuk menjalani kehidupan yang teramat panjang di akhirat. Allah Swt. menyuruh kita berlomba dalam kebaikan adalah untuk memastikan bahwa kehidupan kita di dunia, terlebih lagi di akhirat, akan terjamin. Untuk itu, Dia menyediakan amal-amal yang berpahala besar yang dapat kita manfaatkan untuk mendulang sebanyak mungkin bekal. Ketika kita menyia-nyiakan pahala tersebut, misalnya dengan menganggap remeh shalat berjamaah dan shaf pertama, itu sama artinya dengan mengabaikan urusan akhirat yang teramat penting. Padahal, di akhirat nanti, tidak akan ada penolong dan harta yang paling berharga selain amal saleh yang kita lakukan.

Berlomba-lomba dalam kebaikan, berupa mendapatkan shaf pertama, pada hakikatnya menggambarkan pula kesungguhan kita dalam menaati Allah Swt., menjaga dan melestarikan sunah Rasulullah saw. dan tradisi para salafus saleh, memakmurkan masjid, dan ikut dalam mensyiarkan nilai-nilai Islam di masyarakat.
“Orang yang terbiasa melalaikan shalat
tentu akan lebih melalaikan perintah Allah yang lainnya.”

— Umar bin Abdul Aziz —

revival of Islamic faith foundation

Sejarah

 

© Copyright revival of Islamic faith foundation 2012 | Design by Atmadeeva Keiza | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.