Revival Of Islamic Faith Foundation
News Update :

Kajian

Bantahan

Fiqih

Menundukkan Pandangan

2 September 2012




Bismillah ..

Segala puji hanya bagi Allah, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.. Amma Ba’du:

Di antara fitnah yang sering dihadapai oleh seorang pria dalam kehidupan ini adalah fitnah memandang kepada wanita (yang bukan mahromnya) dan fitnah ini ditemuinya di pasar, di jalan-jalan, di tempat-tempat umum, di majalah dan koran-koran serta tempat-tempat lainnya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim  di dalam kitab shahihnya dari Usamah bin Zaid RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Aku tidak meninggalkan suatu fitnah sepeninggalku yang lebih bahaya terhadap lelaki dari fitnah wanita”.  

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Sa’id Al-Khudri bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasalam bersabda, “Sesungguhnya dunia ini sangat manis dan hijau, dan sesungguhnya Allah menjadikan kalian sebagai pemimpin di dalamnya, maka takutlah kepada dunia ini, dan takutlah kepada wanita sebab fitnah pertama yang terjadi pada kaum Bani Isra’il adalah fitnah wanita”. 

Di antara perkara yang bisa membantu seseorang agar terhindar dari fitnah wanita adalah: 

Pertama: Mempelajari nash-nash Al-Qur’an yang memerintahkan seorang mu’min untuk selalu menjaga pandangan dan mengharamkan pandangan yang bebas. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". (QS. Al-Nur: 30)

Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Ibnu Abbas RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Telah ditetapkan bagiannya bagi Anak Adam dari zina, dia pasti akan mendapatkannya, zina mata adalah memandang, zina kedua telinga adalah mendengar, zina lisan adalah berbicara, zina tangan adalah memegang, zina kaki adalah melangkah sementara hati ingin dan berangan-angan lalu hal tersebut  dibenarkan oleh hati atau didustakannya”. 

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Jarir bin Abdullah berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam tentang pandangan yang terjadi secara tiba-tiba maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasalam memerintahkanku untuk memalingkan pandanganku”. 

Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam sunannya dari Ibnu Buraidah dari bapaknya berkata: Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda kepada Ali, “Wahai Ali, janganlah engkau mengikuti suatu pandangan dengan pandangan yang lain, sesungguhnya bagimu yang pertama dan bukan bagimu padangan yang selanjutnya”. 

Kedua: Seorang hamba menghadirkan di dalam dirinya bahwa Allah melihatnya, dan Allah mengetahuinya agar dia malu kepada -Nya. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya. (QS. Qaf: 16)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.  (QS. Ghafir: 19)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 
Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isro’: 36).

Disebutkan di dalam sebuah hadits pilihan dari Sa’id bin Zaid bahwa seorang lelaki berkata kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam: Berikanlah kepadaku suatu wasiat!. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku berwasiat kepadamu agar engkau malu terhadap Allah sebagaimana dirimu malu terhadap seorang yang shaleh di tengah-tengah kaummu”. 

Ketiga: Hendaklah seorang hamba mengingat akan kesaksian matanya terhadap keburukan dirinya pada hari kiamat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Fushshilat: 20)

Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Anas RA berkata: Kami berada di sisi Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam lalu beliau tertawa dan bersabda, “Apakah kalian mengetahui kenapa saya tertawa?. Anas berkata: Kami menjawab: Allah dan Rasul -Nya yang lebih mengetahui. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Aku tertawa karena komunikasi seorang hamba dengan Tuhanya, dia berkata: Ya Allah Tuhanku, tidakkah engkau telah menjagaku dari kezaliman?. Rasulullah bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: “Benar”. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya aku tidak membolehkan terhadap diriku kecuali saksi dari diriku. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: Cukuplah pada hari ini bahwa dirimu sebagai saksi dan malaikat penulis sebagai saksi, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Maka mulutnya pun ditutup, lalu dikatakan  bagi anggota tubuhnya: Berbicaralah. 

Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Maka anggota badannya pun berbicara membuka tentang semua amal yang pernah dilakukannya. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Lalu dia dibiarkan antara dirinya dan kesaksian tersebut. Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Maka lelaki tersebut berkata: Menjauhlah kalian dan pergilah, apakah tentang kalian aku berbantah-bantahan”. 

Keempat: Seorang hamba harus menghadirkan manfaat dan buah dari menundukkan pandangan. Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang manfaat menundukkan pandangan: Di antara manfaat manundukkan pandangan adalah: 

a. Menundukkan pandangan adalah bentuk ketaatan terhadap perintah Allah. Di mana padanyalah puncak kebahagian seorang hamba di dalam hidupnya di dunia dan akherat. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar. (QS. Al-Ahzab: 71)

b. Menundukan pandangan akan menghalangi sampainya sasaran panah beracun yang menembus hatinya dan bisa jadi dengan hal itu dia binasa. 

Seorang penyair pernah berkata: 
Banyak pandangan yang menghancurkan hati pemiliknya
Seperti membunuhnya panah, padahal dia tanpa busur dan tali

c. Menundukkan pandangan akan melahirkan kesenangan di dalam hati, kelapangan dada dan kelezatan yang melebihi kesenangan yang muncul akibat memandang, hal itu terwujud dengan meunndukkan musuhnya dengan cara menentang kehendak hawa nafsu.  Diriwyatkan oleh Imam Ahmad di dalam musnadnya dari Abi Qotadah dan Abi Dahma bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya tidaklah engkau meninggalkan sesuatu karena Allah kecuali Allah akan menggantikan bagimu dengan sesuatu yang lebih baik darinya”. 

d. Menundukkan pandangan akan mendatangkan cahaya bagi hati, sebagaimana melepaskan pandangan akan menyebabkan kegelapan bagi hati, oleh karena itulah Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan ayat tentang cahaya setelah perintah untuk menundukkan pandangan. Allah subhanahu wa ta’ala berfirman: 

Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus yang di dalamnya ada pelita besar. (QS. Al-Nur: 35)

Maksudnya adalah perumpamaan cahaya Allah di dalam hati hamba -Nya yang menejalankan perintah -Nya dan menjauhi larangan -Nya, lalu apabila hati telah terang benderang maka kebaikan akan datang kepadanya dari segala penjuru sebgaimana saat hati itu menghitam maka kabut bencana dan keburukan akan menghampirinya dari segala arah”. 

Kelima: Menikah adalah obat yang paling manjur dan bermanfaat dalam menanggulangi masalah ini. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Wahai sekalian pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu maka hendaklah dia menikah, sebab hal itu lebih menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan”. 

Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari dampak negatif yang ditimbulkan oleh pandangan yang membawa kepada keburukan. Diriwyatkan oleh Al-Bukahri di dalam kitab Al-Adabul Mufrod dari hadits Syakl bin Humaid RA bahwa dia berkata: Aku berkata wahai Rasulullah ajarkanlah kepada diriku sebuah do’a yang bisa bermanfaat bagiku. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Katakanlah: 

Ya Allah lindungilah diriku dari kejahatan pendengaranku, pengelihatanku, lisanku, hatiku dan keburukan maniku”. 

Sabda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam: “Dan pengelihatanku”. Agar aku tidak memandang kepada yang haram. Di dalam hadits ini dijelaskan tentang disyari’atkannya berlindung kepada Allah Ta’ala agar kita dijauhkan dari kejahatan pendengaran, pengelihatan, lisan dan hati serta mani, sebab semua indra ini diciptakan oleh Allah dalam rangka ketaatan. 

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, semoga shalawat dan salam tetap tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad dan kepada keluarga, shahabat serta seluruh pengikut beliau.
-----

[2] HR. Muslim: no: 2742
[3] HR. Muslim: no: 2657 dan Al-bukhari:  no: 6243
[4] HR. Muslim: no: 2459
[5] Sunan Abu Dawud no: 2149
[6] Al-Ahadits Al-Mukhatarah: 3/299 no: 1099 dan dishahihkan oleh Albani di dalam kitab shahihul jami’us shagir: 1/498 no: 2541
[7] HR. Muslim di dalam kitab shahihnya: no: 2969
[8] Al-Jawabul kafi liman sa’ala anil dawa’is syafi. Halaman: 158
[9] Musnad Imam Ahmad: 5/363
[10] Al-Jawabul kafi liman sa’ala anil dawa’is syafi. Halaman: 158
[11] HR. Muslim:  no: 1400 dan Al-Bukhari: no: 5066
[12] Al-Bukhari: 663 dan ABU Dawud no: 1551 dan dishahihkan oleh Albani di dalam kitab shahih ababul mufrod
[13] As-Syarhul mumti’: 4/22

Yesus Dan Kontroversi Kelahirannya



Yesus dalam tradisi sejarah umat Islam sebenarnya Isa Al Masih putera Maryam.
Sebutan ”Isa” (Bhs Arab) berasa dari bahasa Ibrani dari kata ”Esau”. Dalam bahasa Latin nama itu menjadi “Yesus”. Munculnya nama Yesus terjadi pada peristiwa pengadilan Isa Al-Masih oleh meraka yang hadir dengan menambahkan huruh “J” pada awal dan “S” pada akhir kata “Esau” sehingga menjadi Yesus. Nama Yesus baru populer pada abad ke 2. Populernya nama Yesus akhirnya menenggelamkan nama Esau dikalangann Kristen. Sedangkan Al-Quran dan umat Islam tetap mempertahankan nama Esau (Isa dalam dialeg Arab).

     Sedangkan kata Masyiakh, Messiah, atau Mesyah berasal dari bahasa Arab dari kata Masaha. Dengan tiga huruf mati yang terkandungnya yaitu M-S-H, yang berarti mengusap. Dalam perkembangan selanjutnya orang Yunani mengubah sebutan Messiah bagi Isa  menjadi Kristos yang berarti yang disiram dengan minyak (diurapi). Oleh orang eropa Yesus disebut Christus atau Kristus, yaitu sang penyelamat atau sang penebus dosa.

Perdebatan Seputar “Ayah” Yesus

Keajaiban kelahiran Yesus menjadi bahan aktual dalam diskusi. Sebagian ada yang mengatakan bahwa Yesus adalah darah daging Yusuf tunangan Maria (Mariam). Oleh karena itu-seperti sudah dijelaskan (kekeliruannya) di depan-Yesus memiliki silsilah dari Yusuf, dengan nenek moyang Daud. Bibel sendiri masih bingung terhadap  status “Ayah” Yesus. Pada suatu kesempatan Yesus itu diakui sebagai tunagan Mariam (Matius 1:18), tapi dilain kesempatan juga diakui sebagai suami Maryam (Matius 1:19). Terhadap persoalan ini sebagia orang Yahudi yang sangat ekstrim dengan menuduh bahwa Yesus adalah anak haram, hasil hubungan gelap Maryam dan Yusuf.

Sebagian lagi ada yang berpendirian bahwa Yesus dilahirkan secara murni suci, tanpa campur tangan (unsur jantan) manusia. Oleh karena itu Yesus adalah “Anak Tuhan”. Tetapi pihak yang berpendapat demikian juga bertentangan dengan memahami dan menafsirkan kata “Anak Tuhan” tersebut. Disatu pihak memahaminya secara harfiah (literal), bahwa Yesus adalah anak “Biologis”, yakni anak yang dijadikannya memerlukan campur tangan Tuhan secara langsung kepada Maryam melalu roh yang suci. Pemikiran tersebut akhirnya melahirkan konsep ketuhanan “Trinitas”: Tuhan Bapak, Tuhan Anak dan Tuhan Roh Suci. Akan tetapi sebagian pihak memahaminya secara kiasan (Metafora). Bahwa anak bukan dalam pengertian ”biologis” atau nasab, melainkan kiasan saja. Pendapat seperti ini didasarkan oleh adanya penyebutan anak yang bukan hanya kepada Yesus, sebagaimana penjelasan bibel dibawah ini:

”Maka anak-anak Allah melihat bahwa anak-anak perempuan manusia itu cantik-cantik, lalu mereka mengambil istri dari antara perempuan-perempuan itu, siapa saja  yang disukai mereka”
(Kejadian 6:2)

”Pada waktu itu orang-orang raksasa ada di bumi, dan juga pada waktu sesudahnya, ketika anak-anak Allah menghampiri anak-anak perempuan manusia dan perempuan-perempuan itu melahirkan anak bagi mereka.”
(Kejadian 6:4).

”Aku mau mencaritakan tentang ketetapan Tuhan: Ia berkata kepadaku: ”AnakKu engkau! Engkau telah kuperankan pada hari ini.”
(Mazmur 2:7).

”Dengan mengais mereka akan datang, dengan hiburan Aku akan membawa mereka; Aku akan memimpin mereka ke sungai-sungai, dijalan yang rata, dimana mereka tidak akan tersandung sebab Aku talah menjadi bapa israel. Efraim adalah anak sulungku.”
(Jeremia 31:9).

”Anak Eros, anak Set, anak Adam, Anak Allah”
(Lukas 3:38).

”Semua orang  yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”
(Roma 8:14)

”Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka itu akan disebut anak-anak Allah”.
(Matius 5:9).

”Aku sendiri telah berfirman: ”Kamu adalah Alllah dan anak-anak yang Maha Tinggi kamu sekalian.”
(Mazmur 82:6).

Dari paparan ayat-ayat tersebut diatas, jelaslah bahwa istilah ”anak Allah” adalah ungkapan khas orang Yahudi kepada umatnya, dan jumlahnya banyak bukan hanya Yesus.

Islam Tentang Isa dan Maryam

Islam dengan tegas menolak semua tuduhan yang tidak benar mengenai Maryam dan putranya. Islam bahkan menjunjung tinggi keduanya. Marilah kita telaah penjelasan Allah SWT dalam Al Quran:

” Dan ceritakanlah (kisah) Maryam di dalam Al Quran, yaitu ketika ia menjauhkan diri dari keluarganya kesuatu tempat disebelah timur, maka ia mengadakan tabir (yang melindunginya) dari mereka; lalu kami mengutus ruh Kami (jibril) kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. Maryam berkata: Sesungguhnya aku berlindung daripadamu kepada Tuhan Yang maha Pemurah, jika kamu seorang bertaqwa. Ia (Jibril) berkata: Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci. Maryam berkata: bagaimana akan ada bagiku seorang anak laki-lak, sedang tidak pernah seorangpun manusia menyentuhku dan aku bukan (pula) seorang pezina. Jibril berkata: Demikianlah, Tuhanmu berfirman: Hal itu mudah bagiKu; dan agar dapat Kami menjadikannya suatu tanda bagi manusia dan sebagai rahmat dari Kami; dan hal itu adalah suatu perkara yang sudah diputuskan. Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan kandungannya itu ketempat yang jauh.”
(Maryam\ 19:16-22)

”Dan (ingatlah) ketika malaikat (Jibril) berkata: Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia( yang semasa dengan kamu”.
(Ali Imron\3:42).

”Maka Maryam membawa anak itu kepada kaumnya dengan menggendongnya. Kaumnya berkata: Hai  Maryam, sesungguhnya kamu telah melakukan sesuatu yang mungkar. Hai saudara perempuan Harun, ayahmu sekali-kali bukanlah seorang yang jahat dan ibumu  sekali-kali bukanlah seorang pezina. Maka Maryam menunjuk kepada anaknya. Mereka berkata: Bagaimana kami berbicara dengan anak kecil yang masih dalam ayunan? Berkata Isa: Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku Nabi, dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkati di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku 9mendirikan) shalat dan )menunaikan) Zakat selama aku hidup, dan berbakti kepada ibuku, dan dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.  Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari aku dilahirkan, pada hari aku meninggal, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali. Itulah Isa putra maryam, yang mengatakan perkataan yang benar, yang mereka berbantah-bantahan tentang kebenarannya. Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya; Jadilah, maka jadilah ia. Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.”
(Maryam\19:27-36).


Penelitian tentang Masa Iddah Perempuan, Membuat Pakar Genetika Yahudi ini Masuk Islam

Seorang pakar genetika Robert Guilhem mendeklarasikan keislamannya setelah terperangah kagum oleh ayat-ayat Al-Quran yang berbicara tentang iddah (masa tunggu) wanita Musl imah yang dicerai suaminya seperti yang diatur Islam.Guilhem, pakar yang mendedikasikan usianya dalam penelitian sidik pasangan laki-laki baru-baru ini membuktikan dalam penelitiannya bahwa jejak rekam seorang laki-laki akan hilang setelah tiga bulan.


Guru besar anatomi medis di Pusat Nasional Mesir dan konsultan medis, Dr. Abdul Basith As-Sayyid menegaskan bahwa pakar Robert Gelhem, pemimpin yahudi di Albert Einstain College dan pakar genetika ini mendeklarasikan dirinya masuk Islam ketika ia mengetahui hakikat empiris ilmiah dan kemukjizatan Al-Quran tentang penyebab penentuan iddah (masa tunggu) perempuan yang dicerai suaminya dengan masa 3 bulan.
Ia menambahkan, pakar Guilhem ini yakin dengan bukti-bukti ilmiah. Bukti-bukti itu menyimpulkan bahwa hubungan persetubuan suami istri akan menyebabkan laki-laki meninggalkan sidik (rekam jejak) khususnya pada perempuan. Jika pasangan ini setiap bulannya tidak melakukan persetubuhan maka sidik itu akan perlahan-lahan hilang antara 25-30 persen. Setelah tiga bulan berlalu, maka sidik itu akan hilang secara keseluruhan. Sehingga perempuan yang dicerai akan siap menerima sidik laki-laki lainnya.

Bukti empiris ini mendorong pakar genetika Yahudi ini melakukan penelitian dan pembuktian lain di sebuah perkampungan Afrika Muslim di Amerika. Dalam penelitiannya ia menemukan bahwa setiap wanita di sana hanya mengandung dari jejak sidik pasangan mereka saja. Sementara penelitian ilmiah di sebuah perkampungan lain di Amerika membuktikan bahwa wanitanya yang hamil memiliki jejak sidik beberapa laki-laki dua hingga tiga. Artinya, wanita-wanita non Muslim di sana melakukan hubungan intim selain pernikahan yang sah.

Yang mengagetkan sang pakar ini adalah ketika dia melakukan penelitian ilmiah terhadap istrinya sendiri. Sebab ia menemukan istrinya memiliki tiga rekam sidik laki-laki alias istrinya berselingkuh. Dari penelitiannya, hanya satu dari tiga anaknya saja berasal dari dirinya. Setelah penelitian-penelitian yang dilakukan ini akhirnya meyakinkan sang pakar Guilhem ini memeluk Islam. Ia meyakini bahwa hanya Islamlah yang menjaga martabat perempuan dan menjaga keutuhan kehidupan social. Ia yakin bahwa wanita Muslimah adalah wanita paling bersih di muka bumi ini.

revival of Islamic faith foundation

Sejarah

 

© Copyright revival of Islamic faith foundation 2012 | Design by Atmadeeva Keiza | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.