Revival Of Islamic Faith Foundation
News Update :

InsyaAllah

20 September 2011



Insya'Allah adalah ucapan seseorang yang menyertai pernyataan akan berbuat sesuatu pada masa yang akan datang. Dengan mengucapkan perkataan ini seorang muslim telah berjanji untuk melakukan perbuatan tersebut kecuali tidak memungkinkan pada saat akan dilakukan. Lihat QS 18:24.
Insya Allah, secara bahasa berarti ‘Jika Allah menghendaki’. Kalimat ini sudah sering digunakan seorang Muslim jika hendak berjanji melakukan sesuatu. Namun ternyata sekarang kalimat ini telah mengalami banyak penyalah-gunaan. Banyak yang menggunakan mengidentikkan Insya Allah dengan keragu-raguan, bahkan ketidaksanggupan memenuhi janji.
“Dan jangan sekali-kali kamu mengatakan terhadap sesuatu ’sesungguhnya aku akan mengerjakan esok,’ kecuali (dengan mengucapkan) insya Allah. Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah ‘mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini.” (QS Al-Kahfi: 23-24).


Di ayat tersebut Allah memerintahkan ucapan semacam “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” harus diikuti dengan ucapan Insya Allah. Sedangkan ucapan “Sesungguhnya aku akan mengerjakan besok” adalah ucapan kepastian, keyakinan diri dapat melakukan, bukan ucapan keragu-raguan. Maka Insya Allah adalah penegas ucapan kepastian dan keyakinan. Bukan keragu-raguan.

Namun yang istimewa, kalimat Insya Allah menunjukkan tawakkal. Bahwa Allah-lah yg Maha Menentukan sesuatu kejadian. Manusia hanya berencana dan berikhtiar, Allah yang menentukan hasilnya. Manusia terlalu lemah untuk mengucapkan ‘pasti’, karena ALlah dapt berkehendak lain. Maka, benar bila ada yang mengatakan Insya Allah itu 99,99% pasti. Hampir 100%. Yang 0,01% adalah faktor X yang meruapakan kehendak lain dari Allah yang memang bisa mengubah 99,99% lainnya.

Ucapan InsyaAllah bukan hanya pada Islam saja,tapi dalam Alkitab juga mengajarkan Insya Alloh ketika seseorang hendak melakukan sesuatu.

Yak 4:13-17 (13) Jadi sekarang, hai kamu yang berkata: “Hari ini atau besok kami berangkat ke kota anu, dan disana kami akan tinggal setahun dan berdagang serta mendapat untung”, (14) sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang sebentarsaja keliahatan lalu lenyap. (15) Sebenarnya kamu harus berkata” Jika Tuhan menghendakinya (Insya Allah), kami akan hidup dan berbuat ini dan itu.”(16) Tetapi sekarang kamu memegahkan diri dalam congkakmu, dan semua kemegahan yang demikian adalah salah (17) Jadi jika seorang tahu bagaimanaia harus berbuat baik, tetapi ia tidak melakukannya, ia berdosa.
Alkitab mengajarkan bahwa jika mengatakan sesuat yang belum tentu atau belum pasti terjadi, hendaklah katakan”Insya Allah (jika Tuhan menghendaki). Tapi umat Kristen begitu berani memastikan sesuatu walaupun belum terjadi. Bahkan mereka tidak mau menggunakan kata “insya Allah” (Jika Tuhan menghendaki) karena mereka merasa yakin dan pasti bahwa dengan nama Yesus segala sesuatu pasti akan terjadi.ini merupakan sifat takabbur ,apakah mereka lupa,segala sesuatu berada dalam genggamannya?? Naudzubillahhimindzalik..

Padahal dalam Alkitab jelas menyalahkan, bahwa siapa yang berani memastikan sesuatu yang belum past terjadi, adalah dosa, sebagaimana dalam Yakobus 4:15 tadi.
Lebih ekstrim lagi, mereka justru menuduh bahwa dalam agama Islam semua masih serba tidak pasti, makanya kata mereka, keselamatan dalam agama Islam belum pasti karena masih serba insya Allah. Menurur mereka, keselamatan itu hanya ada dalam nama Yesus, sebab asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat, pasti dijamin masuk surga. Padahal jika cari didalam seluruh isi Alkitab, kata “pasti masuk surga” tidak ditemukan.
Siapa yang dapat memberi jaminan setiap perancangan akan menjadi seperti yang diidamkan. Semuanya bergantung kepada kehendak dan ketentuan Ilahi.
"Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, "Aku pasti melakukan itu esok pagi," kecuali dengan mengatakan Insya Allah (jika Allah menghendaki)" Dan Ingatlah kepada Tuhanmu apabila engkau lupa dan katakanlah, "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku agar aku lebih dekat pada kebenaran dari pada ini." (ayat 23-24)
Musa berkata: “Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun.” (Surah al-Kahfi: 69)

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” (Surah :al-saffaat 102)

Barangsiapa yang mengucapkan kalimah insya allah bermaksud dia menyandarkan keazamannya dengan kehendak Allah dan menyerahkan segala urusannya kepada Allah. Dengan kata lain ucapan ini adalah bertawakkal kepada Rabb. Begitulah tarbiah al-Quran :
“Kemudian apabila engkau telah berazam maka bertawakalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengasihi orang-orang yang bertawakal kepadaNya.” (Surah Ali-Imran ayat 159)

Sebagai hamba Allah, kita tidak punya sedikit pun kuasa untuk menentukan atau tidaknya sesuatau yang kita rencanakan, walau serapi manapun rancangan yang kita bina. Kehendak kita amat terbatas karena Allah yang menentukan segala-galanya.

Lafazkanlah ucapan insya Allah walaupun kita yakin perencanaan kita akan menjadi kenyataan. Kehendak kita amat terbatas kerana semuanya bergantung kepada ketentuan dan kehendak Allah yang Maha Mengetahui dan Maha Berkuasa. Semoga Allah merahmati kita semua.

Share this Article on :

0 comments:

Posting Komentar

 

© Copyright revival of Islamic faith foundation 2012 | Design by Atmadeeva Keiza | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.