Revival Of Islamic Faith Foundation
News Update :

Idul Adha Dan Berkurban

7 November 2011




Alhamdulillah, ASSalaatu waSSalaamu ala Rasuulillah wa ala aalihi wa ashaabihi ajma'iin, Amma baad. A'uzu billahi minash syaitan nirrajiim,

falammaa balagha ma'ahu ssa'ya qaala yaa bunayya innii araa fii lmanaami annii adzbahuka fa nzhur maatsaa taraa qaala yaa abati if'al maa tu/maru satajidunii in syaa-a laahu mina shshaabiriin. falammaa aslamaa watallahu liljabiin. wanaadaynaahu an yaa ibraahiim. qad shaddaqta rru/yaa innaa kadzaalika najzii lmuhsiniin. inna haadzaa lahuwa lbalaau lmubiin wafadaynaahu bidzibhin 'azhiim

Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar". Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya ). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar [Ash Shaaffaat 103-107]


Idul Adha adalah sebuah hari raya Islam. Pada hari itu diperingati peristiwa kurban, yaitu ketika nabi Ibrahim (Abraham), yang bersedia untuk mengorbankan putranya Ismail untuk Allah, akan mengorbankan putranya Ismail, kemudian digantikan oleh-Nya dengan domba. sedangkan makna Qurban / Kurban disebut juga Udhhiyah atau Dhahiyyah secara harfiah berarti hewan sembelihan. dalam Al-Qur'an Allah swt menjelaskan asal dari Kurban, Allah swt berfirman:

Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan kurban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): "Aku pasti membunuhmu!". Berkata Habil: "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa". [Al-Maaidah 27]

Sering Orang mengatakan bahwa Asal dari Kurban adalah dari Kisah Nabi Ibrahim, itu memang tidak salah namun asal mula berkurban sendiri sudah ada saat Manusia pertama ada diBumi zaman nabi Adam As, mengenai Kisah Ibrahim (Abraham) terdapat kontradiksi mengenai anak yang disembelih, menurut Kaum Muslimin bahwa anak yang disembelih adalah Ismail, jelas dari ayat diatas mengatakan Ismaillah yang akan disembelih, namun dalam Alkitab Perjanjian lama dikatakan bahwa Ishaklah yang disembelih, Kristen sendiri menuding bahwa Islam telah salah menyontek Al-Qur'an karna Alkitab telah lebih dahulu dari Al-Qur'an,  Injil sangat jelas menunjukkan siapa yang diberikan sebagai kurban:

Firman-Nya (Tuhan): "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran... " [Kejadian 22: 2]

Dalam masa apa pun, hanya Ismail keturunan Ibrahim Alaihis-salam yang dapat dilukiskan sebagai "anakmu yang tunggal" karena selama 13 tahun lebih, Ismail adalah satu-satunya anak dan keturunan Ibrahim. Dalam kitab kejadian saja, tidak kurang dari 12 kali Tuhan memberitahu bahwa Ismael adalah "anak dan keturunan" Ibrahim. Tidak ada masa dimana Ishak adalah satu-satunya anak dan keturunan Ibrahim! Kesalahan penulisan berada di tangan bangsa Yahudi yang melakukan edit terhadap kitab Musa, seperti yang diratapi Nabi Yeremia:

"Bagaimanakah kamu berani berkata: Kami bijaksana dan kami mempunyai Taurat Tuhan? Sesungguhnya, Pena palsu penyurat sudah membuatnya menjadi bohong." (Injil - Yeremia 8: 8).

Ketika bangsa Yahudi diketahui mengubah bangsa Israel menjadi bangsa Ismael dengan tidak melibatkan motivasi apa pun, maka betapa mudah bagi mereka mengubah kata "anakmu yang tunggal Ismail" menjadi "anakmu yang tunggal Ishak". Anda dapat membuktikan penyakit orang Yahudi ini di dalam Injil:

"... Amasa adalah anak seorang yang bernama Yitra seorang bangsa Israel ..." (Injil - 2 Samuel 17: 25)

Bandingkan dengan:

"... dan ayah Amasa ialah Yeter (sama dengan Yitra), orang bangsa Ismail." (Injil - 1 Tawarikh 2: 17)

dari analisa kita bisa mengetahui mengenai siapa yang dikurbankan, meskipun Yahudi dengan mudahnya mengubah sebuah bentukan kata kedalam bahasa yang mereka ketahui, jika kita teliti maka kita ketahui sumbernya meskipun beberapa kata diganti namun kita masih bisa analisa dari kata lainnya, dengan begitu bukti Otentik dengan analisa tepat akan mudah membanding-bandingkan dengan benar.

jadi jelas bahwa yang dikurbankan adalah Ismail, kita yang disini, InsyaAllah mengetahui mengenai Kisah nabi Ibrahim dan anaknya yang disembelih dan digantikan dengan Domba, saya tidak perlu menjelaskan panjang lebar kepada semuanya mengenai hal ini, saya anggap kita semua tahu.


saya akan tekankan mengenai Kurban disini, Mayoritas ulama dari kalangan sahabat, tabi’in, tabiut tabi’in, dan fuqaha (ahli fiqh) menyatakan bahwa hukum kurban adalah sunnah muakkadah (utama), dan tidak ada seorangpun yang menyatakan wajib, kecuali Abu Hanifah (tabi’in). Ibnu Hazm menyatakan: “Tidak ada seorang sahabat Nabi pun yang menyatakan bahwa kurban itu wajib.

Syarat dan ketentuan pembagian daging kurban adalah sebagai berikut :
  1. Orang yang berkurban harus mampu menyediakan hewan sembelihan dengan cara halal tanpa berutang.
  2. Kurban harus binatang ternak, seperti unta, sapi, kambing, atau biri-biri.
  3. Binatang yang akan disembelih tidak memiliki cacat, tidak buta, tidak pincang, tidak sakit, dan kuping serta ekor harus utuh.
  4. Hewan kurban telah cukup umur, yaitu unta berumur 5 tahun atau lebih, sapi atau kerbau telah berumur 2 tahun, dan domba atau kambing berumur lebih dari 1 tahun.
  5. Orang yang melakukan kurban hendaklah yang merdeka (bukan budak), baligh, dan berakal.
  6. Daging hewan kurban dibagi tiga, 1/3 untuk dimakan oleh yang berkurban, 1/3 disedekahkan, dan 1/3 bagian dihadiahkan kepada orang lain.
Metode pemotongan hewan dalam Islam adalah Zakkaytum merupakan verba turunan dari kata akar Zakat (untuk memurnikan). infinitif adalah Tazkiyah yang berarti pemurnian. Banyak orang yang mengatakan bahwa Islam dalam memotong Hewan dengan Sadis dan tidak berpriKEHEWANAN, justru memotong dengan cara Islam adalah yang sangat Manusiawi dan Higienis, Berbeda dengan agama Lain didunia seperti agama Sign atau Hindu yang ada diantara mereka membunuh Hewan dengan cara diBius, dan membuat Hewan itu mati demikian, padahal itu salah. Dunia Kedokteran mengatakan bahwa membunuh Hewan dengan dibius tidak dapat membuat darah Keluar, padahal Kuman dan Virus sebagian besar ada dalam Darah, Islam mengajarkan bahwa memotong tenggorokan dan pembuluh darah di leher menyebabkan kematian binatang itu tanpa memotong sumsum tulang belakang. itu agar Darah untuk mengalir keluar sebagian besar darah yang akan berfungsi sebagai media kultur yang baik bagi organisme mikro. Sumsum tulang belakang tidak boleh dipotong karena serat-serat saraf ke jantung dapat rusak selama proses menyebabkan serangan jantung, stagnan darah dalam pembuluh darah.

Dengan Demikian Daging disembelih dengan cara Islami tetap segar untuk waktu lebih lama karena kekurangan darah dalam daging dibandingkan dengan metode lain untuk pemotongan. mengenai Sadisnya cara memotong itu juga salah karna Hewan yang disembelih dengan benda tajam (pisau) dan dalam cara yang cepat sehingga rasa sakit diminimalkan. Pemotongan cepat leher memutus aliran darah ke saraf otak yang bertanggung jawab untuk rasa sakit. Jadi hewan tidak merasakan sakit. Sementara sekarat, gerakan badan dan tendangan, bukan karena sakit, namun karena kontraksi dan relaksasi otot-otot yang masih mengalir dalam darah dan karena aliran darah keluar dari tubuh.

karna dengan inilah cara pemotongan yang terbaik yang pernah ada, daging yang dijadikan Hewan Kurban Haruslah Herbivora, sehingga faktor sifat tidak akan menular berbahaya pada manusia yang memakannya, Islam akan selalu menjadi solusi dalam memecahkan berbagai persoalan dalam Islam baik dalam menyembelih Hewan maupun lainnya.

Wa'akhiru da'wanaa anil hamdulillaahi rabbil'aalaamiin






----------------------------------------------------------

Hanin Arashi



Share this Article on :
 

© Copyright revival of Islamic faith foundation 2012 | Design by Atmadeeva Keiza | Published by Borneo Templates | Modified by Blogger Tutorials.